Mitigasi Covid-19 secara Holistik

Loading

Berita tentang Covid-19 menyebar bagaikan air bah melalui media sosial, khususnya WhatsApp. Dampak penyebaran berita yang sangat masif ini justru membuat masyarakat semakin panik. Kita patut mengapresiasi pemerintah yang terus menginformasikan perkembangan penanganan Covid-19, tetapi masih ada ketidaksinkronan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, khususnya terkait mitigasi Covid-19 melalui lockdown dan karantina parsial terbatas.

Jika benar kelompok usia lanjut dan penderita penyakit kronis tertentu yang paling rentan dan potensial tertular Covid-19, sangat mungkin akan terjadi penyebaran yang sangat luas dengan jumlah yang sangat besar. Hal ini mengingat penderita penyakit kronis seperti TBC, diabet, jantung, perokok dan usia lanjut di Indonesia jumlahnya sangat besar..

Kebijakan pemerintah membentuk Satgas Penanggulangan Covid- 19 Nasional yang diketuai oleh kepala BNPB sudah tepat, namun masih banyak masyarakat yang belum paham. Kebijakan pemerintah melalui kerja di rumah selama 14 hari masih banyak yang tidak mengetahui.

Salah satu ikhtiar untuk menghentikan penyebaran Covid-19 ini melalui mitigasi secara holistik. Harus secara bersama-sama dengan berbagai dukungan lintas ilmu dan profesi untuk secara terpadu menghentikan penyebarannya, yaitu Akademisi-Businessman- Government + Community + Pers/Media.

Akademisi/peneliti harus dilibatkan, melalui riset-riset problem solving. Mereka seharusnya segera membentuk gugus tugas untuk melakukan riset bersama, menemukan obat anti-Covid-19 dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Businessman/pelaku usaha harus dilibatkan untuk mendukung mitigasi. Pengusaha obat dan makanan harus ikut terlibat dengan mengembangkan obat atau makanan sehat dan murah.

Government sebagai pengambil kebijakan harus merancang mitigasi yang tepat, terencana, terarah, terukur dan tersistem. Tidak hanya dari aspek teknis seperti perawatan dan isolasi pasien di rumah sakit, pembukaaan hotel menjadi tempat penampungan pasien, pengembangan protokol pengendalian, melakukan pelatihan singkat bagi para tenaga medis, menyiapkan pusat trauma bagi para pasien yang telah sembuh, mengembangkan kebijakan afirmatif terhadap para pasien Covid-19, terutama yang terkait pembiayaannya.

Baca juga  Press Release "Hak Jawab atas Pemberitaan di Media Online"

Community/masyarakat harus dilibatkan. Kelompok-kelompok masyarakat perlu terlibat dalam mitigasi bencana Covid-19.

Pers/media menjadi ujung tombak dalam sosialisasi dan edukasi masyarakat, harus terlibat melalui edukasi dan sosialisasi secara masif.

Perlu dibentuk Pusat Informasi Digital Covid-19, dengan melibatkan ahli IT, akademisi, tokoh masyarakat, dan pelaku bisnis. Pusat inilah yang bertanggung jawab menyebarluaskan informasi tentang Covid-19 secara sah dan legal. Informasi harus setiap jam bahkan secara real time diperbarui melalui jaringan medsos. Agar informasi yang disebarkan valid dan up to date kelompok dan tokoh masyarakat atau lainnya, serta aparat desa/kelurahan di lapangan dapat menyampaikan informasi ke pusat untuk divalidasi. Langkah ini akan memudahkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, karena sebagian besar masyarakat memiliki ponsel dan telah terdaftar. Penyebaran informasi digital ini akan dapat menjangkau seluruh pelosok tanah air, dalam waktu sangat singkat dengan tingkat validitas informasi tinggi. Dengan demikian masyarakat dapat menerima informasi tentang Covid-19 termasuk mitigasinya secara cepat dan benar.

Prof. Dr. Ir. Kholil, M.Kom – Rektor Universitas Sahid Jakarta.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Scroll to Top